Cegah Radikalisme, Mahasiswa Poltekbos Diberi Pemahaman Terkait Intoleransi dan Implementasi Pancasi

Politeknik Bosowa (Poltekbos) lakukan pemberian materi pada program penyambutan mahasiswa baru atau akrab disebut Potensial, Rabu(4/9/24).

Mengangkat materi seputar Peran mahasiswa dalam mengembangkan nilai pancasila, mencegah intoleransi, dan radikalisme yang dibawakan oleh Junaedy Wijaya, S.H., M.H.

Peran mahasiswa dalam pencegahan ajaran radikalisme dan intoleransi di Indonesia sangat signifikan. 

Dengan sikap dewasa, pemikiran terbuka, pemahaman agama yang benar, wawasan nusantara yang tinggi, dan peran sebagai agent of change, mahasiswa dapat membentuk lingkungan yang tahan terhadap pengaruh radikal.

Menurut Junaedy melangkah menjadi mahasiswa, mereka memasuki fase perubahan besar, terutama dalam lingkup pertemanan.

Perguruan tinggi bukan hanya tempat untuk mengejar ilmu, melainkan juga panggung bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan rekan-rekan sejawat dari berbagai daerah, suku, agama, dan latar belakang budaya. 

Dinamika keberagaman di lingkungan kampus menjadi tantangan dan peluang sekaligus, dan di tengah semuanya, rasa toleransi muncul sebagai kunci utama untuk menciptakan lingkungan kampus yang inklusif di antara sesama mahasiswa.

Junaedy memaparkan jika pertumbuhan mahasiswa tidak hanya terbatas pada aspek akademis, melainkan juga mencakup perkembangan kepribadian. Sikap dewasa menjadi kualitas yang esensial, memungkinkan mahasiswa untuk membedakan antara tindakan yang baik dan buruk.

" Sehingga mahasiswa bisa memikirkan konsekuensinya dengan matang, dengan demikian mahasiswa dapat mengurangi risiko, termasuk risiko terpapar ajaran radikal,"paparnya.

Tak hanya itu saja, Junaedy turut menjelaskan terkait ideologi pancasila, sebagai kaum muda, peranan yang dapat dilakukan untuk memperkuat dan melestarikan ideologi pancasila dengan menerapkan nilai-nilai norma di seluruh aspek kehidupan.

Salah satu peserta potensial, Lulu mengutarakan pendapatnya terkait penerapan pancasila dalam kehidupan.

"  Sebagai contoh, penerapan pancasila sila pertama, saya akan memperkuat toleransi antar umat beragama di lingkungan kehidupan saya, aktualisasi sila kedua, saya akan menghindari perbuatan yang tidak beradab dan bersikap adil terhadap semua orang, contohnya dengan menghormati setiap orang, dimulai dari yang lebih tua, sebaya maupun yang lebih muda, menghormati perbedaan suku dan ras adalah peranan saya untuk mengaktualisasikan sila ketiga, saya juga akan menghormati setiap pendapat dan kritik setiap orang dalam berbagai kesempatan, seperti diskusi kelompok, terakhir sebagai wujud nyata sila kelima, saya akan menjalankan kewajiban saya sebagai seorang mahasiswa sebelum saya menuntut hak saya sebagai seorang mahasiswa yakni belajar,"pungkasnya.