Gelar Diskusi Panel, Poltekbos Bersama 5 PTV Bentuk Konsorsium Ekosistem Kemitraan

Gelar Diskusi Panel, Poltekbos Bersama 5 PTV Bentuk Konsorsium Ekosistem Kemitraan

Membahas Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah pada periode tahun 2023 sampai 2025. Politeknik Bosowa bersama tim Konsorsium PNUP, Politani, Politeknik Bombana dan Fakultas Vokasi Unhas gelar diskusi panel lintas sektor.

Kegiatan yang melibatkan pemerintah daerah, pengusaha hingga media ini akan digelar di Hotel Aryaduta Makassar, Jumat (13/10/2023).

Dr Isminarti selaku ketua panitia konsersium sekaligus Wadir bidang II Politeknik Bosowa yang ditemui Fobiz.id dalam kegiatan media gathering dan diskusi di Pantai Indah Bosowa, Makassar, Rabu (11/10/2023) mengatakan dalam kegiatan tersebut bakal membentuk ekosistem kemitraan.

“Misi kami dari kelima kampus ini membuat sebuah perencanaan untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang nantinya lulusan tersebut dimaksudkan sesuai dengan kebutuhan SDM daerah yang berdasar pada potensi daerah,” ujar Dr Ismi.

Dr Isminarti mengaku kesiapan tenaga kerja bisa menjadi potensi besar. Dengan adanya tenaga kerja terampil, maka potensi daerah bisa dimaksimalkan.

“Modal Kesiapan kerja ini yang kita harapkan jadi potensi besar SDM di daerah kita. Potensi ini kita harapkan bisa di mapping sama-sama, kemudian bagaimana membangun potensi tersebut sehingga tenaga kerja bisa terserap,” jelasnya.

Diterangkan Dr Isminarti membangun ekosistem kemitraan ini dibawah naungan dana LPDP yang membiayai.

Sementara itu, Ketua PTV Pengampuh Dr. Eng. Baso Nasrullah mengatakan melalui konsersium ini bakal didatangkan perusahaan yang kedepan bisa langsung mempekerjakan mahasiswa vokasi.

“Jadi kesiapan mahasiswa vokasi yang siap bekerja ini bisa menjadi SDM unggul yang memanfaatkan potensi daerah di wilayah masing-masing,” ungkapnya.

Ditambahkan, TIM Pakar Konsersium, Prof Aidil B Azzah mengatakan makanya mulai dari sekarang  membangun atau mapping apa potensi daerah.

“Salah satunya itu ada perusahaan tambang yang kedepan bisa digandeng,” pungkas Prof Aidil.