Mahasiswa Poltekbos Peraih Dana PKM Teliti Kebun Bawang Bantaeng, Harap Jadi Destinasi Pariwisata Be

Dalam rangka pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) di Bidang Penelitian Sosial Humaniora, mahasiswa Politeknik Bosowa laksanakan Focus Grup Discussion (FGD) bersama Bappeda Bantaeng, Kepala Desa, Kepala Dusun, tokoh masyarakat, petani bawang, dan warga Kelurahan Bonto Lojong, Bantaeng. 

Penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa dari Prodi Perhotelan dan Mekatronika ini merupakan salah satu judul yang lolos pendanaan PKM skema Riset Sosial dan Humaniora oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024.

FGD ini menghadirkan narasumber Adyan Haryanto, S.Sos., M.M., Kabid Pembangunan Manusia, Perekonomian dan Infrastruktur, Bappeda Bantaeng dan Nila Sartika Achmadi, S.M.B., M.M., dosen Prodi Perhotelan Politeknik Bosowa. 

Adyan membawakan materi mengenai potensi pengembangan pariwisata di Bantaeng dan Nila membawakan materi mengenai pemasaran kebun bawang sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. 

Mahasiswa mengumpulkan data melalui FGD Jumat, 27 Juli 2024 mengenai kondisi terkini di kebun bawang pasca viral di media sosial. 

Masyarakat menyatakan bahwa beberapa daerah yang mudah dijangkau pengunjung sudah dibatasi oleh pagar.

Agar pengunjung tidak masuk dan menginjak tanaman bawang seperti saat pertama viral. 

Mereka menyampaikan antusiasmenya mendorong kebun bawang menjadi destinasi pariwisata. 

NMasyarakat berharap pengelolaan pariwisata dapat dilakukan dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan kenyamanan warga.

Penelitian ini mengangkat tema utama pengelolaan kebun bawang di Banteng yang viral di media sosial untuk dijadikan destinasi pariwisata berkelanjutan.

Nila, narasumber FGD sekaligus pembimbing PKM ini menjelaskan, sebagai akademisi, akan melanjutkan penelitian untuk menjadikan kebun bawang di Desa Bonto Lojong, Bantaeng sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. 

" Saat ini, kebun bawang di Bonto Lojong belum dikelola layaknya destinasi pariwisata. Ke depannya kami harap jika sudah menjadi destinasi pariwisata, akan mengusung konsep pariwisata berkelanjutan,"jelasnya.

Dosen yang merupakan reviewer nasional PKM ini juga menjelaskan kepada warga mengenai bagaimana memasarkan produk hasil bumi masyarakat.

Pengolahan menjadi produk lanjutan agar dapat memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dan daya tahan yang lebih lama.

Selama sesi FGD, diperoleh gambaran mengenai tantangan pengelolaan kebun bawang sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan. 

Salah satu tantanganya adalah masih belum lengkapnnya fasilitas toilet umum dan tempat sampah di sekitar destinasi. 

Masyarakat pun terlihat sangat antusias dan merespon baik program ini utamanya para kepala dusun yang memberikan informasi bagaimana kondisi pariwisata khususnya di Uluere.