Siap Jadi Kampus Piloting, Poltekbos danĀ  Kanwil DJP Sulselbartra Usung Program Renjani sebagai MBKM

 Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sulselbartra melaksanakan audiensi dengan Politeknik Bosowa (Poltekbos) membahas tentang integrasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Mandiri dengan inklusi kesadaran pajak melalui kegiatan Relawan Pajak untuk Negeri (Renjani) bertempat di Poltekbos,Selasa (7/1/25).

Kegiatan audiensi ini dihadiri oleh perwakilan Kanwil DJP yakni  kepala seksi penyuluhan dan pengelolaan  dokumen,Sri Budhi yuliastono, Indah Permatahati, Patricia Yuliani Memble, Irvan Fatahilah dan dari Poltekbos yaitu Direktur. Dr.Ridwan beserta jajarannya.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui Kanwil DJP menginisiasi Piloting Project Program Renjani, yang memungkinkan untuk diintegrasikan ke program MBKM Mandiri dengan inklusi kesadaran pajak.

Melalui program ini, mahasiswa berpeluang untuk terlibat langsung dalam proses bisnis perpajakan, sehingga  dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian para mahasiswa terhadap pajak.

Program tersebut bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam bidang perpajakan sekaligus mendukung inklusi kesadaran pajak di masyarakat.

Sri Budhi yuliastono memaparkan melalui Program Renjani, DJP tidak hanya mendukung kebijakan MBKM tetapi juga memperluas pemahaman generasi muda tentang pentingnya pajak dalam pembangunan negeri.

"Salah satu bentuk program MBKM yaitu magang 1-2 semester sejalan dengan visi Program Renjani yaitu membekali mahasiswa pengalaman yang cukup melalui pembelajaran langsung di tempat kerja (experience-based learning).Selama mengikuti Program Renjani, mahasiswa akan mendapatkan hard skills (keterampilan,complex problem solving, analytical skills), maupun softskill (etika profesi/kerja, komunikasi,kerjasama),"paparnya.

Tak hanya itu saja Program Renjani memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangankreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi,manajemen diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya.

Kampus yang dipilih pun harus memiliki beberapa kriteria, antara lain adalah telah memiliki Perjanjian Kerja Sama tentang Tax Center dan sudah mengimplementasikan Inklusi Kesadaran Pajak sampai tahapan kelima atau terakhir. 

Ketua Tax Center, Veronika Sari denka turut menyampaikan  kegiatan Renjaniyang terintegrasi dengan MBKM juga dapat distrukturkan sesuai dengan kurikulum yang ditempuh oleh mahasiswa menjadi SKS.

" Kami menyambut baik dan sangat mendukung program ini, semoga program ini nanti berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi mahasiswa kami dan juga untuk kantor pajak,"pungkasnya.